Telat banget ya masih mbahas persiapan MPASI di usia Seruni yang udah 10 bulan? Awalnya sih saya emang males bikin catatan tentang MPASI, karena apa? Karena males, oke titik, bye
Enggak ding, sebenernya persiapan MPASI nya Seruni gak yang gimana-gimana amat, jadi menurut saya belum layak di dokumentasikan, halah ...
![]() |
let's eat ... |
Menilik dari beberapa pertanyaan teman tentang persiapan MPASI, dan beberapa ibu-ibu yang masih kebingungan dan clueless tentang MPASI jadi saya memberanikan diri untuk membahas persiapan MPASI ala-ala saya. Iya persiapan ini mungkin gak memenuhi standard dan kriteria ini itu, tapi saya menggunakan metode termudah dan terbaik saja menurut saya tanpa bermaksud menebar kesesatan 😉
Untuk lebih mudahnya kita bikin list Q&A saja.
Berapa lama persiapan saya untuk memulai MPASI?
saya agak lupa pastinya, mungkin sekitar 2 minggu saja persiapan saya, mungkin dihitung dengan browsing dan baca-baca mungkin sekitar 3 minggu. Jadi sebenarnya asal kita sudah memahami konsep MPASI tidak membutuhkan persiapan panjang kok.
Panduan MPASI apa yang saya gunakan?
Awalnya saya ingin menggunakan metode BLW (Baby Led Weaning) ato arief mentranslate nya menjadi "bayi ben mangan sak karepe dewe". Karena kami agak concern dengan kemampuan Seruni nanti menerima berbagai macam bahan makanan kelak, agar tidak seperti IBUNYA menjadi anak yang pemilih (picky eater). Namun menilik ke grafik BB Seruni yang selalu mepet, saya kaji ulang metode ini karena memiliki beberapa kelemahan salah satunya adalah asupan yang masuk tidak sebanyak jika bayi disuapi dan biasanya menu BLW dimulai dengan buah-buahan dan sayuran saja sehingga "bisa saja" terjadi "malnutrisi"
Saya mencari panduan lain yaitu dari WHO, kemudian saya bergabung dengan grup Homemade Healthy Baby Food di facebook, di sana saya butuh ngubek-ngubek file dan dokumentasi mereka agar tidak perlu kebanyakan nanya di wall :P dan saya lumayan banyak mendapat pencerahan tentang cara memasak makanan bayi dengan menu tunggal, nah dari mengetahui cara memasak maka kita bisa mengira-ngira alat apa saja yang diperlukan.
Metode Apa yang saya gunakan?
Saya gunakan menu ala WHO dengan sedikit modifikasi, dengan cara pemberian terkadang saya biarkan Seruni memakan makanannya sendiri (biasanya dihari Sabtu-Minggu, dimana kami lebih santai dan tidak terburu-buru)
Peralatan apa saja yang saya butuhkan?
Ini menjadi part paling menyenangkan bagi saya, apa pasal? Karena saya bisa hunting dan belanja hahaha ... tapi dari semua list, yang benar-benar saya beli baru tidak banyak karena saya gunakan yang sudah ada di rumah. Berikut perlengkapan MPASI Seruni ala saya.
![]() |
Baby Feeding Set |
Ini saya pakai kadoan dari temen-temen, percayalah kalian semua pasti punya. Gak usah beli banyak-banyak, atau sekedar memburu "lucu" (akuh banget). Seruni Punya feeding 2 set ini sama persis, jadi satu set ditinggal di daycare, satu buat dirumah. Untuk awal-awal lebih enak pakai sendok yg bergagang pendek karena meminimalisir tumpah kalo si bayi lagi geleng-geleng.
![]() |
Sippy Cup |
Sippy Cup ijo Tommee Tippee ini udah dibeli sejak uni umur 4 bulan untuk meminum ASIP, karena bentuknya hard spout, jadi bisa dipake, dan ada regulator anti sedaknya. Kalo yang mag-mag ini baru keluar dari kerdus hadiah juga pas uni mulai MPASI. Dia minum bergantian kadang pake cup feeder jaman dia bayi juga masih mau. Kalo pas kumat kepo nya kayak sekarang-sekarang juga mau pake gelas kaca bapak ibu nya.
![]() |
Sendok tambahan |
![]() |
Saringan |
![]() |
Parutan Keju |
![]() |
Telenan + Pisau |
![]() |
Peresan Jeruk |
![]() |
Besi tangkringan |
![]() |
Pemakaian sebakah tangkringan kukusan |
![]() |
Panci Susu/Milk Pan |
![]() |
Food Container |
Barang lainnya yang gak sempet di foto
- Chopper Manual (Turbo Chopper dari Tupperware)
Ini saya dibeliin ibu mertua, karena kalo beli sendiri masih itung-itung dengan harga segitu, hahaha Lumayan kepake, tapi gak sering-sering amat, karena saya males nyucinya hahaha.
- Baby Bouncher
Ini dapet lungsuran dari kakak ipar, kepake cuman sekitar 2 minggu aja, sisanya? seruni udah ogah duduk di bouncher.
- High Chair
Lepas dari bouncher dia duduk di high chair, saya pake merk Hugo kadoan dari temen-temennya arief. Awalnya kami memang berencana beli high chair sendiri antara IKEA atau Informa, kami pilih yang bahan solid plastik dan simpel aja agar lebih mudah dibersihkan. Ternyata rejeki anak sholehah Seruni dapet kadoan high chair imut polkadot warna-warni.
Hingga usia 9 bulan dia masih duduk tenang di high chair, bahkan nungguin saya masak atau bapaknya nyuci mobil. Tinggal dikasih potongan buah/cemilan dia bisa tenang menunggu kami. Setelahnya? oke dia mulai atraksi meronta-ronta dan endingnya kemarin bisa lepas dari beltnya trus berdiri sendiri ngadep belakang sambil kedua tangan diangkat. Oke high chair sudah gak aman melihat tingkahnya.
Hingga usia 9 bulan dia masih duduk tenang di high chair, bahkan nungguin saya masak atau bapaknya nyuci mobil. Tinggal dikasih potongan buah/cemilan dia bisa tenang menunggu kami. Setelahnya? oke dia mulai atraksi meronta-ronta dan endingnya kemarin bisa lepas dari beltnya trus berdiri sendiri ngadep belakang sambil kedua tangan diangkat. Oke high chair sudah gak aman melihat tingkahnya.
- Lain-lain
Slabber dan appron saya pakai yang sudah ada atau kain seadanya.
Apa menu MPASI Seruni?
Untuk menu Seruni 2 minggu pertama berupa menu tunggal, tanpa list. Kenapa tanpa list? Karena saya malas hahaha ... kalau bahasa lebih sopannya saya gunakan semua bahan yang sekiranya paling mudah saya dapatkan saat itu, dengan "mengusahakan" agar tidak terjadi menu tinggi serat berurutan, tapi kalau misal terpaksa karena tidak ada yang lain, yaaa apa boleh buat, biasanya tetap menu yang sama akan saya ulang 😆
Dua minggu pertama semua menu tunggal saya saring, namun tidak diblender. Capek? tentu saja hahaha ... terlebih untuk bahan-bahan yang sedikit butuh sentuhan kasih sayang seperti daging ayam/sapi, kacang merah, dll
Semua macam bahan makanan terdekat saya berikan, karbohidrat, protein hewani/nabati, sayur, buah, jangan lupa lemak tambahan (minyak goreng, minyak zaitun, santan, margarin, mentega) tanpa tambahan gula dan garam.
Dua minggu selanjutnya saya mulai mencampur menu-menu tunggal di atas, dimana ternyata metode saya ini kurang tepat, jadi ketika bayi dicoba menu tunggal dan terbukti tidak alergi bisa kita campur 2 bahan/lebih dari bahan-bahan yang sudah lulus uji tersebut tidak perlu menunggu 2 minggu.
Selanjutnya Saya menerapkan menu 3-4 bintang, kenapa? karena terkadang saya susah mendapatkan 2 macam protein (hewani dan nabati) bersamaan. Jadi ketika sudah terpenuhi salah satu, maka sudah saya anggap cukup 😊 Saya menyaring makanan seruni hanya sekitar 2-3 minggu, setelahnya cukup saya bubur saja, kemudian lanjut ke tekstur Tim dan semi padat hingga sekarang.
Bagaimana Pengalaman Pertama Seruni MPASI?
Marvelous 😁
Bukan karena dia lahap dan doyan, namun sebaliknya 2 minggu pertama Seruni lebih banyak menggelengkan kepala dan menutup mulut. Memasukan seujung sendok saja kedalam mulutnya kami butuh usaha hampir 15-30 menit hahaha. Putus asa? Ya saya sempat patah arang karena tidak seperti ekspektasi awal, namun Arief lebih telaten membantu saya menyuapi seruni, dan mengajaknya bermain. Arief mencoba mengajak Seruni memakan makanannya sendiri, mengenal tekstur dan memasukan kedalam mulutnya sendiri agar dia lebih merasa nyaman dengan dunia barunya, kemudian caretaker di daycare juga melakukan hal yang sama. Mereka telaten mengulang memberikan makanan kepada Seruni berkali-kali.
Perlahan nafsu makan Seruni membaik. Dua bulan selanjutnya Seruni sudah mulai bisa makan dengan lahap dengan jumlah porsi mengejar porsi wajar anak seusianya, kecuali pada menu-menu tertentu, dan saya baru mencoba mempelajari apa yang dia suka dan apa yang tidak. Mood dan kondisi tubuh juga mempengaruhi selera makannya.
Sembelit?? ya ... beberapa kali, saya juga mengamati menu apa yang membuat dia Sembelit, sehingga saya coba memberikannya dalam porsi sedikit, jika masih tetap sembelit biasanya bahan tersebut saya skip dulu untuk beberapa waktu.
Sembelit?? ya ... beberapa kali, saya juga mengamati menu apa yang membuat dia Sembelit, sehingga saya coba memberikannya dalam porsi sedikit, jika masih tetap sembelit biasanya bahan tersebut saya skip dulu untuk beberapa waktu.
Jadi untuk ibu-ibu muda di luar sana, jangan pernah putus asa ... you're not alone. Kebahagiaan terbesar saya adalah ketika lelah sepulang kerja, saya memasak dengan terburu-buru, tak jarang masih berseragam. Seruni dengan ceria menanti saya memasak sembari bermain kemudian memakan hasil olahan saya dengan lahap habis tak bersisa duduk manis di atas high chairnya ... it feels like heaven for me 😇
Comments
Post a Comment