Skip to main content

Drama dan Persiapan Daycare for Baby di Jogja

Meski ini saya posting telat pake banget di usia Seruni yang mulai menginjak 2 tahun. Tapi yaaa kembali lagi ke niat awal saya punya blog ala-ala ini sebagai pengikat dari informasi dan pengetahuan saya yang cuman seiprit ini, sukur-sukur bisa membantu orang lain ya Alhamdulillah banget.


Jadi ceritanya saya berburu tempat penitipan bayi ini sejak Seruni masih di dalam perut. Awalnya saya pingin banget ke TPA Tungga Dewi seperti di postingan saya ini. Sempat juga di telp dari pihak TPA yang kami kegirangan banget di usia Seruni mendekati 1 bulan pas disamperin eh ternyata Arief salah masukin HPL saya, jadi otomatis kelompok usia yang kosong di sana tidak sesuai dengan Seruni 😢 untuk kelompok bayi di sana sangat terbatas. Dua minggu menuju cuti habis ada embak-embak datang ke rumah kami menawarkan diri untuk mengasuh Seruni di rumah. Berdasarkan chit chat sesaat dan insting keibuan saya yang meyakini bahwa si embak ini sayang sama anak bayi kemudian kami memutuskan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu, setelah rapat dan sidang kami putuskan untuk menerima embak-embaknya dengan syarat kami harus datang ke rumahnya terlebih dahulu untuk memeriksa latar belakang si embak (yaaa gak mungkinkan saya ninggal anak bayi owek-owek dengan orang asing yang gak jelas dari mana asalnya)

Sore harinya kami mendatangi rumah si embak setelah janjian terlebih dahulu melalui SMS. Sesampainya di sana kami ngobrol-ngobrol juga dengan suami dan orang tua si embak tsb. Nah hasil dari peninjauan sementara, karena lelaki di rumah si embak ini perokok aktif semua maka saya lgsg bilang "mbak nanti kalau di rumah sama adek harus pake aturan saya ya untuk masalah minum susu, kebersihan, dll" saya berencana untuk membelikan baju khusus untuk si embak di rumah agar tidak ada residu asap rokok yg masih menempel di baju embak apalagi anak bayi kecil kan pasti bakal sering digendong-gendong. Si embak pun menyanggupi dan kami lega, kemudia sebelum pamit kami meminta nanti saat hari pertama embak datang untuk membawa fotokopi KTP yang akan kami simpan dan kami serahkan ke pihak RT karena bagaimanapun si Embak akan jadi warga perumahan kami juga meski hanya setengah hari.

Hari pertama yang dijanjikan-pun datang "Grogi?" sudah pasti. Sejak semalam saya udah deg-deg an nanti mau mulai dari mana cara ngajarin si embak memanaskan ASIP, mencuci botol ASIP, dll. Pagi ... kami sudah menunggu, berlanjut ke siang ... ternyata si embak juga belum datang. Kemudian ada SMS masuk "bu maaf saya belum bisa datang hari ini karena ada saudara yang punya hajat, besok pagi saya baru datang" degh ... oke. Bagi kami ini sudah menjadi catatan minus ... saya hanya menjawab "oiya mbak gak papa"

Hari ke-2 kami pun menunggu ... pagi ... siang ... sore ... malam ... hari-ke3 dan selanjutnya tiada kabar lagi. Kami hanya berdoa semoga tidak ada hal yang buruk yang terjadi kepada si embak, meski kami juga sudah tidak berniat menghubungi dia kembali dan memutuskan Daycare akan menjadi pilihan tetap.

Berdasarkan hasil survey sebelumnya saya mengontak salah satu daycare referensi teman kuliah, yang juga sudah pernah kami datangi sebelumnya, dan memutuskan untuk menjalani trial selama 6 jam, sebelum cuti saya berakhir. Pagi hari saya mengemasi tas berisi baju ganti, gendongan, alat mandi, selimut, pospak, ke dalam tas. Kemudian menyiapkan ASIP beberapa botol hasil perahan di hari-hari pertama yang isinya hanya sekitar 20-30ml perbotol ke dalam cooler bag, cup feeder, sedok, dll. Proses trial ini berguna untuk uji coba adaptasi anak dan seberapa kebutuhan ASIP saat ditinggal termasuk kebiasaan bayi, jam tidur, dll
cooler bag - tas kerja - diapers bag
Meski daycare yang kami pilih ini cukup sederhana dari segi bangunan tapi entah hati saya cukup sreg dengan pengasuh di sana, ketika awal kami berkunjung saya sempat menanyakan proses pemberian ASIP tanpa dot, dari sekian banyak daycare yang sudah saya kunjungi hanya daycare ini yang bisa menyanggupi permintaan saya tersebut.

Sesampai di depan pintu daycare saya sempat ragu-ragu dan khawatir, tapi Arief mengusap punggung saya dan menenangkan "InsyaAllah adek baik-baik aja kok". Dengan gugup saya menyerahkan Seruni ke pengasuh yang sangat ramah dan baik dan cukup menenangkan bagi hati galau saya. Tanpa diiringi tangisan berarti Seruni sudah berpindah tangan dan di masukan ke kamar khusus bayi yang terdiri dari beberapa box bayi. Pengasuh di sana juga sudah terlatih untuk memberikan ASIP dengan media cup feeder dan sendok, termasuk proses pencairan, sterilisasi, dll Hati saya langsung lega.

Masa uji coba itu saya gunakan untuk jalan-jalan ke Mall sebelah kantor, meski sebentar-sebentar saya pegang hp takut jika ada kabar dari daycare tersebut. Saya memutuskan untuk pijat refleksi sambil memegang hp terus menerus memastikan tidak ada kabar apa-apa dari pihak daycare (lebay ya ... hahaha) pukul 13.00 pihak daycare memberikan kabar jika seruni sedang bobok, sudah minum asip berapa kali dengan perkiraan sekian ml, sudah pup/pip dan mengganti pospaknya. Pukul 14.00 dengan mengandarai taksi saya menjemput Seruni sambil menunggu Arief yang sedang ke bengkel, lega dan haru sekali ketika sehari itu terlewati dan menjadi awalan kami memulai hari-hari dengan jadwal rutin antar-jemput rumah-kantor-daycare hingga setahun ke depan.
Seruni sepulang dari trial hari pertama usia sekitar 6-7 minggu
Jadi menurut saya pribadi ternyata memilih daycare itu juga perlu persiapan, setidaknya sebelum masa cuti habis kita sudah bisa memutuskan. Jadi sebaiknya proses survey daycare ini dilakukan sebelum persalinan karena : kondisi kesehatan ibu biasanya lebih baik (sekalian jalan-jalan), gak perlu risau meninggalkan bayi kecil atau harus bawa bayi kecil keliling-keliling, dan lebih banyak waktu untuk menimbang-nimbang dan berubah pikiran. Sedang faktor utama dalam penentuan daycare itu lebih kemasalah hati dan ke-sreg-an orang tua. Dan hampir dipastikan tidak akan ada daycare yang bisa memenuhi semua kriteria dan persyaratan kita 100% kecuali itu daycare punya kita sendiri dan yang ngasuh juga kita sendiri 😁 jadi pastikan poin prioritas kita itu apa, itu yang wajib terpenuhi sedang poin-pain lain anggap saja tambahan kalo ada ya sukur kalo gak ada ya sudah itu bisa jadi toleransi kita. Seperti misal saya memilih daycare ini dengan alasan utama karena semua pengasuh bersedia memberikan Seruni ASIP dengan media selain dot, dan pengasuhnya merupakan lulusan dari sekolah kesehatan, jadi tentang kebersihan, kesehatan dasar jelas mereka sudah sangat paham tanpa saya perlu menjelaskan panjang lebar tapi mungkin ada beberapa poin yang tetap bisa saya toleransi.

Ketika tulisan ini di posting usia Seruni sudah 20 bulan dan sudah tidak di daycare tersebut lagi, tapi kami berdua selaku orang tua mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pengasuh-pengasuh Seruni selama di daycare tersebut. Atas perhatian dan ketelatenannya hingga Seruni bisa melalui proses suka duka ASI eksklusif, masa MPASI, GTM, demam, batpil termasuk tahap-tahap milestone Seruni yang dilalui tanpa banyak kendala dengan bantuan stimulasi dari pengasuh-pengasuh di sana. Semoga suatu hari kita bisa bertemu dan silaturahmi.
Seruni antar jemput tiap hari sama bapak
Daftar Daycare yang sudah kami survey :
  1. TPA Tunggadewi : Sekip Blok M-5. Mlati Sleman
  2. Mutiara Qurani Lempongsari : Jl. Lempongsari Raya, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman
  3. Daycare Lir Ilir Jogja : Jalan Pandega Bhakti No. 6, Depok, Sleman
  4. RA Qiraati Lir Ilir : Jl. Ireda No.89 Keparakan Kidul (belakang Purawisata)
  5. TPA Uswatun Hasanah : Kronggahan, Mlati Sleman
  6. Kumpul Bocah : Jalan Magelang, Sinduadi, Mlati, Sleman
  7. Camashi : Jl Mawar, Pikgondang, Condong Catur, Sleman.
  8. The Shining Star : Jl. Kaliurang KM. 4,8, Gg. Wuni CTIII No. 2, Caturtunggal, Sleman
  9. Budi Mulia Dua Terban : GK V/27, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta
Semoga membantu _XOXO_

Comments

  1. Kalo boleh tau daycare nya apa ya? Bolehkah jadi pertimbangan buat emak2 yang masa cutinya mau habis. Terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf jika telat responnya, krn demi keamanan saya sengJa tidak post nama daycare nya. Silahkan japri saya saja, terima kasih

      Delete
    2. kak mau tanya, penitipan baby ny dmn ya?

      Delete
  2. Mbak.maaf boleh tau nama daycarenya...jika ingin japri kemana saya harus japri mbak?makasih untuk infonya

    ReplyDelete
  3. Boleh tau nama daycare nya kak?krna kbtln anak sy jg terlatih untuk minum ASI tanpa melalui DOT mrlainkan melalui softcup feeder dan sendok. Dan kalau mau japri, kemana njih?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review : Lo han Kuo Infusion

Apa itu Lo Han Kuo?? apanya ikan lohan?? oke ini garing ... byee ... Jadi Lo Han Kuo itu salah satu jenis buah yang tumbuh di daratan Tiongkok sana, dan konon kaya dengan manfaat. Lo Han Kuo disebut juga dengan nama "Monk Fruit" atau buah biksu mungkin karena sifatnya yang mendinginkan, meredakan dan banyak manfaat itu tadi. Beberapa manfaat dari lo han kuo yang terkenal adalah sebagai : obat batuk, panas dalam, meningkatkan imun tubuh.

Tutorial : Lunch Bag

Ini project ke-3 sebenarnya ... yang pertama adalah baju seragam gagal, yang ke-2 celana pendek buat arief yang masih rada lumayan layak pakai, dan ini selanjutnya. Dibikinnya juga cepet, 1-2 jam sebenernya kelar-kelar aja. Berhubung kmrn bikinnya malem-malem pas hari kerja jadi ya masih mondar-mandir disambi masak, dll

Review : Gentle Birth (Persalinan Nyaman untuk Menyambut Seruni)

Lanjutan dari  Review : Persiapan Gentle Birth (Persalinan Nyaman untuk Menyambut Seruni) Alhamdulillah kehamilan pertama saya ini saya tidak merasakan morning sickness sama sekali, nafsu makan saya juga biasa saja seperti sedia kala tidak berlebihan. Jadi semua kegiatan rutin saya masih lancar aman terkendali saya lalui termasuk puasa ramadhan, naik turun tangga kantor tiap hari (ruangan kerja saya ada di lantai 2) dan tugas perjalanan dinas luar kota berkali-kali ke Jakarta menggunakan pesawat maupun kereta api, semua terasa lancar dan menyenangkan termasuk keliling belanja baju ke tanah abang dan thamrin (mungkin membuat beberapa orang ngeri melihat saya masih mondar mandir dengan perut buncit ^^) yang pasti 9 bulan ini saya lalui dengan banyak kegiatan travelling, jadi kalau misal nanti anak saya doyan jalan gak perlu heran :P