Sebagai sobat overthinking di usia segini ini pikiran-pikiran mulai cukup menganggu. Apalagi ditambah suasana pandemi yang bikin kegiatan dan plan ini itu harus banyak penyesuaian. Dan akhirnya secara sadar memutuskan untuk ... menekuni hobi lama lagi yaitu .... melukis / menggambar / coret-coret atau apapunlah yang mirip-mirip ...
Pernah sekali saya ikut lomba mewarnai sewaktu SD ketika sampai lokasi saya kaget sekali, karena ternyata peserta lain "seniat" itu wkwkwk ... pewarna yang mereka gunakan bahkan yang belum pernah saya pegang sebelumnya, dengan kotak besar berisi puluhan bahkan ratusan warna, meja dan alas gambar lucu-lucu. Sedangkan saya?? hanya membawa pewarna krayon keras isi 12, pensil dan penghapus agak minder awalnya, tapi ketika mulai mewarnai lanjut saja fokus tidak tengok kemana-mana. Jadi setelah acara selesai saya langsung pulang karena sudah sangat yakin tidak akan menang ... tapi saya waktu itu cukup menikmati proses dan kegiatannya sebagai pengalaman baru.
Mulai sering membaca komik jadi semakin sering mengambar ala manga dan anime, di buku tulis, buku pelajaran, sketchbook dan tentu saja binder gaul yang sangat ngetrend di jamannya, yang isinya seputar curhatan-curhatan plus gambar gambar anime. Apakah kemudian kemampuan gambar saya meningkat?? tentu tidak hahaha karena ya memang sekedar suka saja dan hasil gambarnya kemudian ditempelin di dinding meja belajar dari sterofoam warna-warni itu saja sudah cukup menyenangkan bagi saya. SMP saya mendapat kado cat air merk pentel dari sahabat-sahabat dekat saya yang cukup faham hobi coret-coret saya. Cat air pertama yang cukup keren dengan warna sangat bright dan creamy ... beberapa kali saya gunakan dan kemudian disimpan lagi.
Setelah SMP Elis kemana? Yak ke Gontor Putri lah takdir menuntun ... dengan banyak cerita di baliknya, ketika masuk ke kelas I intensif waktu itu masih menjadi masa adaptasi jadi lebih fokus ke penyesuaian kehidupan dan pelajaran saja. Tahun ke-2 baru kemudian mengenal ada kegiatan-kegiatan ekstra dan klub-klub yang bisa diikuti. Dengan tingkat kepercayaandiri yang minim, menguatkan diri untuk mengikuti klub seni waktu itu (sebutannya fuunun) sehingga sore hari ada kegiatan lain selain cuci baju dan hafalan pelajaran. Buanyaaak kegiatan di gontor yang berkaitan sama kreatifitas dan ini salah satu yang memaksa saya untuk menjadi "pede" dan self claimed bahwa saya adalah anak fuunun 😋... mulai bikin hiasan-hiasan kelas, lomba mading 3D, lomba hiasan rayon, dll. Tahun ke-3 udah jadi kelas 5 aka senior/pengurus, dan diamanahi menjadi pengurus pusat OPPM bagian kesenian, jadi lebih banyak kesempatan belajar dari teman-teman lain. Meski sebenarnya yang paling banyak ya belajar buat bikin kaligrafi dan background tulisan acara, dan akhirnya pertamakali dalam sejarah mengambil kuas dan kanvas kemudian melukis diam-diam karena teman lain juga belum ada yang bisa waktu itu, dan ternyata itu sangat menyenangkan. Sebagai pengurus pusat tentu saja saya punya lebih banyak akses waktu itu, jadi bisa sering ke gramedia untuk membeli buku-buku tutorial dan beli alat-alat lukis untuk klub seni yang kami pelajari otodidak berdua sama Asywaq (kita berdua yang lebih tertarik melukis dibanding yang lain). Tahun ke-4 turun kembali ke rayon dan lebih fokus dengan ujian akhir, dll hingga lulus, taraaaaa ...
Singkat cerita, akhirnya kuliah di Jogja. Awalnya saya sempat menawarkan diri ke ayah untuk kuliah jurusan DKV di sebuah sekolah tinggi swasta, tapi karena minim info dan saya tidak se-nekat itu, orang tua juga masih belum terbuka dengan masa depan dunia kreatif jadi pilihan jatuh ke jurusan informatika (btw karena waktu itu bisa kuliah gratis dan lumayan putus asa mau kuliah di mana lagi setelah ditolak oleh ugm) tapi balik lagi sebagai anak yang sangat serius jadi meski bukan pilihan utama ya tentu saja semua harus saya lakukan all out ... fokus dengan kegiatan kuliah lupakan gambar-menggambar. Di waktu luang saya masih suka utak atik adobe (bajakan) juga photoshop bisalah , Ai juga lumayan, kemudian integrasi ke animasi juga masih bisa sedikit-sedikit ditambah dengan kode program bisa jadi game interaktif waktu itu hingga lulus diploma.
Lanjut ke masa ... kerja, perjalanannya cukup panjang dan berliku jadi kita skip saja ... tahun 2015 sempat dikado oleh Arief pen tablet wacom yang memang pernah saya inginkan waktu itu, tapi berakhir dengan teronggok begitu saja, karena waktu saya tersita cukup banyak dengan kerja kantor dan kuliah di malam hari (plus bersosialisasi hahaha hihihi dengan teman-teman non kantor :P) hingga setelah lahir anak ke-2 iseng scroll IG ada kelas doodling journal waktu itu, kemudian saya sampaikan ke Arief karena anak ke-2 masih usia 1 bulan, jadi dia antar sekalian ke lokasinya ... dan .... sepanjang acara terasa ingin teriak "AKU MAU NGGAMBAR LAGI!!"
kelas doodle bersama @asrikavw dan @tombowid |
kelas doodle bersama @asrikavw dan @tombowid |
Comments
Post a Comment